Minggu, 05 Agustus 2012

Pembantaian Muslim Rohingya Myanmar Tanggung Jawab Siapa ?

Pembantaian Muslim Rohingya Myanmar Tanggung Jawab Siapa ? - Tragedi pembantaian yang menimpa etnis Rohingya yang beragama Islam di Myanmar mendapat kecaman dari berbagai Negara dan komponen. Kecaman dari berbagai negara tersebut memang sangat pantas didapatkan - karena junta Militer Myanmar telah melakukan sebuah tindakan kebiadaban kemanusiaan yang diluar bata

Presiden Myanmar, Thein Sein, menyatakan, kaum Muslim Rohingya harus diusir dari negara itu dan dikirim ke kamp pengungsian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menolak mengakui komunitas Muslim Rohingya yang berjumlah hampir satu juta jiwa.

"Jika ada negara ketiga yang mau menerima mereka. Kami akan mengambil tanggung jawab atas suku-suku etnik kami, tapi tidak mungkin menerima orang-orang Rohingya yang masuk secara ilegal, yang bukan termasuk etnik Myanmar,"
Pengungsi Muslim Rohingya pengungsi rohingya myanmar

Apa Penyebab Pembantaian Muslim Rohingya Myanmar ? 
Diskriminapi terhadap muslim Rohingya di Myanmar telah terjadi puluhan tahun dan memuncak pada Juni 2012 lalu. Bentrokan antara kaum Rohingya yang Muslim dan etnik Rakhine mengakibatkan paling tidak 80 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.

Setelah puluhan tahun mengalami diskriminasi, kaum Rohingya kini tidak punya negara atau stateless. Myanmar pun membatasi gerak mereka dan tidak memberi hak atas tanah, pendidikan dan layanan publik, demikian dikatakan PBB.

Suku Rohingya yang kehadirannya di Myanmar dan Bangladesh ditolak selama bertahun-tahun menyebabkan banyak diantara mereka yang bermigrasi ke Malaysia atau Thailand. Diperkirakan ada 300 ribu orang yang tinggal di dua negara tersebut.

Aung San Suu Kyi, Pegiat HAM dan Amerika Kenapa Diam?
Aung San Suu Kyi peraih peraih Nobel Perdamaian Myanmar ternyata membisu dan tidak menanggapi isu pembantaian yang menimpa Muslim Rohingya. Partai Oposisi Myanmar yang dipimpin Aun Suu Kyi juga terkesan menghindar dari persoalan tersebut.


Yang lebih mengherankan lagi adalah Negara Amerika Serikat yang menyatakan sebagai polisi dunia dan para pegiat HAM tanah air yang selama ini marah jika ada pembantaian dengan isu agama namun ternyata dia terhadap isu ini dan memilih menghindar. Jelaslah, bahwa isu HAM adalah hanya berlaku untuk kekerasan oleh muslim untuk negara barat, namun sayang negara Islam belum berani bersuara


Abu Bakar Baasyir Menyurati Presiden Myanmar
Secara muslim, maka Indonesia dan Muslim Rohingya adalah bersaudara. Setidaknya hal ini sudah di tunjukkan dengan penerimaan dan pertolongan yang baik terhadap salah satu perahu pengungi Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa waktu lalu. Mereka menangis dalam kelehan dan ketakutan. Beberapa delegasi dari LSM maupun partai politik juga sudah dikirim ke Myanmar untuk menyikapi masalah ini. Walupun sikap dari pemerintah Indonesia sendiri, baik sebagai negara dengan mayoritas muslim maupun petinggi Asean, sepertinya belum begitu terdengar.

Hal yang patut di contoh adalah sikap dari Abu Bakar Baasyir, walaupun beliau berada di dalam penjara namun tidak mengurangi keberanian beliau dalam usaha nasehat-menasehati di jalan kebenaran.
voa-islam.com mendapatkan kiriman email berisi surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang dikirimkan kepada Presiden Myanmar, Thein Sein (30/7/2012),

Surat yang ditulis dengan tiga bahasa; Indonesia, Inggris dan Arab itu diantaranya berisi ajakan untuk masuk Islam dan menghentikan segala penindasan terhadap umat Islam di Myanmar.

Baca Isi Surat dari Abu Bakar Baasyir kepada Presiden Myanmar

Semoga dengan kejadian ini membuat seluruh umat muslim di dunia termasuk pemerintah Indonesia menyadari akan pentingnya persatuan umat islam agar bisa memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan di dunia muslim saat ini seperti isu suriah, palestina termasuk muslim rohingya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar